Yang Dibutuhkan Bukan Ada Ayah Tapi Kehadiran Ayah

Yang Dibutuhkan Anak Bukan Ada Ayah Tapi Kehadiran Ayah

Kebanyakan para Ayah mengira bahwa dengan bekerja di rumah sudah cukup menunaikan hak mereka untuk anak dan pasangannya. Tapi, apa yang terjadi di rumah?

Main HP lagi.
Megang Gadget lagi.
Sibuk Laptopan lagi.
...dan sejenisnya.

Ujung-ujungnya, adanya Ayah di rumah tak memberikan dampak apa-apa bagi sang anak.

Ada, hanya sekadar ada.
Fisiknya saja.
Raganya saja.
Tanpa pernah tahu anak kesukaannya apa.
Tanpa pernah kepo anak yang disenanginya apa.

Yang penting bukan keberadaannya, tapi kehadirannya di kehidupan anak.

Kalau ada doang tanpa ada interaksi satu sama lain, sama aja boong.
Diajak main, so sibuk.
Diajak ngobrol, gak betah.
Padahal, konon katanya, karakter anak diturunkan dari Ayahnya, bukan ibunya.

Ibunya yang mengajarkan kasih sayang. Ayahnya yang membentuk adab dan karakter.

Lha kalau bapaknya macam gitu...
HP-an mulu
Gadget-an mulu.
Laptopan mulu.

...terus ngarep suatu saat anaknya jadi anak yang sholeh sholehah, pinter, cerdas, sukses, berakhlak, dan beradab, apa gak ngimpi itu namanya???

Ingat, hadir bukan hanya soal keberadaan fisik, tapi sejauh mana kita terlibat dengan hati dan isi kepala anak kita.

Sama Halnya dengan teman teman yang sudah meninggal Ayahnya, Keberadaan Fisiknya Pastilah sudah pasti Tidak Ada, Tapi Sosok Ayah Akan selalu Hadir Dalam Setiap Doanya...

Tulisan Dari Guru Saya Mas Dewa Eka Prayoga ini Cukup menampar Saya Sebagai Ayah...

Setuju ? Share ya.

Coba tag ayahnya anakmu (suamimu), saling mengingatkan ya. Hehehe...

Posting Komentar untuk "Yang Dibutuhkan Bukan Ada Ayah Tapi Kehadiran Ayah"